Selasa, 11 Januari 2022

Harapan kader untuk ketum PB HMI Raihan Ariatama




Penulis :
Aco Riswan
(Kader HMI Cabang Manakarra)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi kader mahasiswa Islam tertua di Indonesia, secara kualitas dan kuantitas kadernya sudah tidak bisa dibantah. HMI sangat berperan aktif melahirkan kader-kadernya melalui berbagai training formal di HMI.

HMI menjadi salahsatu contoh atas nilai independensi yang sebenarnya, organisasi atau wadah mahasiswa kader nondeskripsi partai secara adminstratif dan legalitatif, bahkan pada organisasi Korps Alumni HMI (KAHMI) tidak bisa dikaitkan hubungan adminstratifnya dengan HMI. Independensi HMI adalah cerminan historis yang selalu dijaga dan dirawat kader-kadernya dalam fase perjuangan HMI dari masa ke masa.

Pengantar diatas sebagai pengetahuan dasar bagi kader-kader yang baru berhimpun didalamnya, juga bahan basic yang tekun dilakukan untuk merekrut cikal bakal kader untuk berhimpun didalam HMI. Berbeda dengan kader-kader yang sudah lama atau sedang berproses, teori-teori dasar itu menuai berbagai kritik dan apreasi pada realitas yang sebenarnya.

Beberapa analisis, kritik, saran, dan masukan mengenai HMI datang dari berbagai stakeholder, mulai dari HMI sendiri (internal) sampai pada diluar HMI (eksternal). Agus Salim Sitompul dalam 44 Indikator Kemunduran HMI, seharusnya menjadi evaluasi bersama dan motivasi perbaikan, menanggapi 44 indikator tersebut secara pesimis adalah murni kesalahan kader yang semakin mengalami kemunduran moral.

HMI berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan, menjadi tuntutan moral kepada setiap diri kader untuk menjaga identitas organisatorisnya. Konflik didalam internal HMI menjadi perbincangan pada setiap pertemuan ke-HMI-an antar kader-kadernya. Pertemuan-pertemuan tidak lagi membahas terkait dengan bagaimana kondisi bangsa dan solusinya, namun lebih kepada konflik antar gerbong, hegemoni kekuasaan (PB HMI, BADKO, Cabang, dan Komisariat), project politik (Pilkada, Pileg, dan Pilpres), dan flayer eksistensi insubstansial.

Kondisi HMI saat ini membuat beberapa kader yang sadar bertanya-tanya apakah yang membuat HMI mengalami degradasi dan sangat lamban khususnya di sektoral permasalahan penyelesaian terhadap konflik kader di tingkat Cabang. Semoga kesadaran akan pentingnya perhatian atas cabang yang mengatur kondisi perkaderan di setiap daerah bisa lebih di maksimalkan sehingga Pun Komisariat bisa lebih leluasa melaksanakan dan mengawal proses kaderisasi sebagai jantung HMI untuk tetap mempertahankan eksistensinya.

Sebagai kader ku titipkan harapan melalui tulisan singkat ini untuk Kakanda-kakanda Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) khususnya Kakanda Raihan Ariatama selaku Ketua Umum PB HMI periode 2021-2023 sebagai simbolik tumpuhan harapan dan kebanggaan kami seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) meskipun secara pribadi belum pernah bertemu secara langsung. sebelumnya kami Sebagai kader akan selalu menjaga nama baik organisasi sebagai wadah tempat berhimpun dan belajar namun hasil dari belajar dan diskusipun kami menemukan celah bahwa kondisi HMI saat ini perlu mendapatkan kritikan dari hasil pemikiran kader yang lahir dari rahimnya sendiri, terutama pada persoalan urusan struktural yang kemudian di anggap sebagai cikal bakal rusaknya pola kultural kaderisasi oleh sebab orientasi kekuasaan berlebih, yang secara potensial akan merembes pada kondisi internal HMI yaitu proses kaderisasi dikarenakan HMI adalah organisasi perkaderan sehingga butuh gerakan yang masif dan sistematis dalam pengelolaannya.

Kami berharap kepada kakanda jajaran Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) untuk lebih mempercepat dalam pengambilan suatu keputusan menyelesaikan konflik khususnya problem di tingkat Cabang demi normalisasi proses berjalannya roda organisasi yang baik di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) jika dibiarkan berlarut-larut dan lama proses penyelesaiannya tentu efeknya akan mengarah di internal dan mempengaruhi optimalisasi tujuan dari pada HMI dan pergeseran atas Nilai-nilai dasar perjuangan (NDP).

Sebagai salahsatu kader HMI jiwa Optimisme dan semangat juang yang tinggi masi menjadi prinsip gerakan. Bentuk penghargaan kepada para pejuang terdahulu khususnya Ayahanda Lafran Pane pendiri HMI pada tahun 1947 M. Terlalu naif bagi kita sebagai kader ketika menyadari kondisi internal HMI sedang mengalami dekadensi lantas hanya berdiam diri bahkan mungkin menjadi salahsatu aktor dan penikmat dari kemunduran HMI di sektoral moralitas hanya karena kepentingan sekelompok atau individu. Skeptisisme berlahan terbentuk dalam paradigma kader memandang masa depan HMI jika terus berdiam diri tanpa ada nilai pemikiran kritis yang di sodorkan demi kepentingan dan masa depan HMI yang lebih baik.

Mengutip dari Argumentasi Kakanda Arief Rosyid hasan mantan Ketua Umum PB HMI 2013-2015 bahwa kondisi HMI hari ini adalah refresentatif dari waja masa depan HMI sehingga harusnya bisa lebih baik dan menyodorkan gagasan-gagasan penting yang membangun umat dan bangsa seiring dengan perkembangan Zaman, akan tetapi ketika HMI seringkali mempertontonkan kerumunan insubstansial, kerusuhan, kekerasan, perpecahan di setiap momen dan konflik yang berlarut-larut maka HMI tidak akan di terima oleh Zaman di masa yang akan datang, dan bahkan kata beliau kita semua tanpa HMI Nothing.

Melihat dari historis perjalanan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari masa ke masa fase-fase perjuangan yang teleh dilalui tentu kita harus berfikir bagaimana berkontribusi sebesar-besarnya terhadap kemajuan HMI tentu dengan mewujudkan tujuan HMI yaitu "Terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridohi Allah SWT".

Memandang masa depan HMI rujukan yang bisa kita jadikan Referensi untuk menata kembali masa depan HMI yaitu buku Kakanda Almarhum Muliadi P Tamsir mantan ketua umum PB HMI periode 2016-2018 yang berjudul "Mengubah Dari Jantung" yang berisi tentang gagasan-gagasan penting dan harapan untuk HMI di masa yang akan datang beserta kisah perjalanan sebelum dan setelah masuk di HMI.

Semoga HMI di masa-masa yang akan datang jauh lebih baik sebagaimana harapan para senior-senior pendahulu dikarenakan beberapa tahun terakhir HMI seringkali menyodorkan tontonan konflik yang berlebihan sampai dualisme pun menjadi solusi. Mulai saat ini harapan besar dari seluruh kader HMI melalui Kepemimpinan Kakanda Raihan Ariatama bisa membuat seluruh kader HMI di seluruh penjuru negeri tersenyum bersorak dan bangga atas ke berHMIanya.

Tidak ada komentar: