Selasa, 14 September 2021

Pembangunan PLTA Mengancam Peradaban Leluhur dan Cagar Budaya Tanah Kalumpang Raya

Rencana masukannya perusahaan PT DND HYDRO EKOPOWER yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menua banayak sorotan terutama Pasca pertemuan yang di adakan di salahsatu Hotel terbesar di Mamuju D Maleo pada tgl 13 September 2021 kemarin.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas penilaian ANDAL perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di kecamatan Bonehau Kalumpang, yang di hadiri oleh Tokoh-tokoh Masyarakat Adat, Pemerintah Kecamatan, Desa dan tamu tak di Undang yaitu Pemuda dan Mahasiswa.

Dalam pertemuan tersebut telah di paparkan beberapa hasil analisa dampak lingkungan ketika PLTA masuk di Kecamatan Bonehau Kalumpang  oleh Tim pihak teknisi Perusahaan, setelah pemaparan tersebut Masyarakat pun mengeluarkan Pendapat dan beberapa pertanyaan terkait jaminan Sosial keberlanjutan kehidupan Masyarakat kedepan tentu dari beberapa pertanyaan itu belum mampu di jawab oleh pihak perusahaan dan pastinya Masyarakat belum puas sehingga belum siap menerima PLTA masuk dan dibangun di Daerahnya.

Aco Riswan salahsatu perwakilan Pemuda dan Mahasiswa sekaligus Pendiri Organisasi Daerah Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalumpang Raya Sulawesi Barat (HIPMAKAR SULBAR) juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam pernyataannya kami hadir bukan atas dasar undangan tapi atas dasar Kepedulian dan Cinta terhadap tanah air kami Bonehau Kalumpang yang direncanakan untuk ditenggelamkan oleh pihak investor yang memburu keuntungan tanpa berfikir nasib Masyarakat  kedepannya setelah tanah dan pemukiman mereka tergusur oleh air yang mungkin saja menenggelamkan.

Lebih lanjut Aco Riswan menjelaskan Pembangunan PLTA selain mengancam hilangnya Hak kelola Masyarakat Adat atas wilayahnya juga akan berdampak secara Sosial dan ekonomi lebih jauh lagi berpotensi menimbulkan konflik sosial antar Masyarakat yang Pro dan Kontra, sebab dipastikan akan banyak Investasi akan masuk pasca pembangunan. PLTA tersebut.

Kemudian Aco Menambahkan bahwa  bahwa alasan lain mengapa PLTA harus kita tolak karena akan banyak situs-situs kawasan yang akan ditenggelamkan, khusus di Kalumpang ada situs Minanga Sipakko, Bukit Kamassi, Salu Makula, Palemba, Situs penguburan ceruk Lebani dll. Di Bonehau ada situs Sakkarra, dan beberapa situs disepanjang sungai Bonehau dari hulu hingga hilir bersatu dengan sungai karama termasuk perkampungan tua dan pekuburan tua leluhur Orang Talondo Kondo. Di Tarailu ada situs Sikendeng, situs Lemo, situs Pantaraan, situs Kalepu. Semua situs ini adalah pemukiman neolitik yang bersaksi tentang sejarah migrasi leluhur kita orang Sulawesi, menurut hasil Peneliti senior Balai Arkeologi di sampaikan di seminar kebudayaan yang saya ikuti, juga di tanah tanah Kalumpang ditemukan pengetahuan Padi pertama dan pengetahuan peleburan logam pertama. 

Terakhir ia menyampaikan dengan alasan kuat ini demi melindungi dan melestarikan Cagar budaya maka kami dengan tegas siaap mengawal untuk penolakan kehadiran PLTA di kecamatan Bonehau Kalumpang dan apa bila Perusahaan PT DND HYDRO EKOPOWER tidak berhenti melirik Bonehau Kalumpang untuk jadi lokasi pembangunan PLTA maka kami pemuda dan Mahasiswa bersama Masyarakat siap untuk kembali meramaikan sepanjang jalan di Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat kabupaten Mamuju,

Demikian tanggapan dan pernyataan Aco Riswan selaku Pendiri Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalumpang Raya yang juga adalah Mahasiswa Universitas Tomakaka Mamuju jurusan Ilmu Politik. Dan juga Aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Manakarra.

Editor : Monkey